Langsung ke konten utama

Nyatanya Semua Adil Sesuai Porsinya Tinggal Bagaimana Kita Menilainya

Selasa, 24 Mei 2022

Pagi ini pukul setengah enam lewat aku mengitari jalanan kota Palembang dengan kondisi cuaca yang sejuk dan udara dingin masih menyelimuti. Kali ini setelah sekian lama tidak keluar pagi melihat sibuknya lalu lintas banyak manusia membuat aku mengamati dengan amat baik apa yang terjadi pagi ini. 

Para orang tua yang sibuk mengantar anaknya sekolah, para siswa yang sedang menuju sekolah dan orang-orang yang dalam perjalanan menuju kantor. Pagi ini aku melihat para polisi sudah bersiap mengatur lalu lintas memastikan bahwa lalu lintas pagi ini harus dapat berjalan dengan lancar tanpa ada kejadian yang tidak diinginkan. Aku yang berada di atas motor mengalihkan pandangan pada angkutan umum yang sedang berhenti menunggu para penumpang tidak jauh di depan aku melihat para pedagang sarapan pagi yang sedang sibuk melayani para pembeli untuk mengisi perut mereka dengan makanan agar menjadi energi. Begitu pula para ibu, bapak, mas dan mba berbaju kuning dengan sapu ditangan mereka membersihkan jalanan kota agar menjadi bersih dan indah dipandang.

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit pagi ini aku mengamati sesekali tersenyum simpul dibalik masker. Sebagaimana baiknya Allah buat alur kehidupan di bumi kita berjalan dengan amat sangat teratur. 

Bagaimana jadinya jika semua manusia ingin menjadi polisi? Atau mungkin dokter? Atau profesi lainnya yang luar biasa? Lantas Allah kabulkan dan wujudkan semuanya. Apakah peran manusia-manusia yang tidak berbaju dinas, berseragam, lantas tak pernah dibutuhkan? 

Tentu tidak!

Apakah lantas kita tak boleh berharap untuk punya cita-cita berprofesi jadi orang hebat?

Tentu juga tidak!

Semua punya harapan masing-masing. Semua punya mimpi dan cita-cita yang luar biasa. Berharap dengan tulus Allah mudahkan untuk kita gapai, benar bukan?

Lantas, apakah mereka yang sekarang tidak dapat meraih mimpi dan cita-cita hebatnya itu jadi orang gagal dan tidak bermanfaat?

Tentu tidak!

Semua sesuai porsinya Allah. Dia sebaik-baiknya pembuat alur kehidupan kita. Nyatanya dengan berbagai profesi kehidupan kita di bumi jadi seimbang.

Punya mimpi besar tentu boleh! Mari usahakan dengan doa, kerja keras dan serahkan hasilnya kepada sang pemegang kendali kehidupan jika Allah belum beri kesempatan maka percayalah dia tahu hal yang jauh lebih baik untuk kita jalankan.

Semua adil, tidak ada yang tidak. Kadang pikiran kita sebagai manusia yang sering menganggapnya tidak adil, merasa kurang, merasa tidak diberi namun nyatanya pandangan kita salah. Sang pemegang kendali kehidupan jauh lebih paham tentang kondisinya kita, tentang bagaimana baiknya hidup kita harus berjalan.

Maka Allah tolong berikan keberkahan untuk hidupnya kami di bumi yang sementara ini. Jadikan lelahnya kami sebagai ladang pahala. Ingatkan selalu hati dan pikiran kami bahwa hidup bukan ajang perlombaan untuk menyombongkan diri namun hidup adalah ajang untuk mendapatkan Ridha Illahi. 

Semoga kita semua senantiasa berada dalam penjagaan dan perlindungan Allah tidak hanya dalam kondisi fisik namun juga batin Aamiin.

________________________

Ambil baiknya saja ya teman :)

Ingin memberi masukan, kritik, maupun saran boleh kok dengan kalimat yang baik ya teman.

Salam,
Nai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk kamu dan juga aku.

Mumpung ada waktu dan tiba-tiba keinget aja pengen bahas ini. Semakin dewasa semakin sadar kalau kehidupan dunia gak sebahagia yang dibayangin namanya juga dunia tempatnya manusia banyak-banyak ngumpulin bekal buat pulang, tempatnya Allah kasih ujian dan cobaan, gak lupa juga tempatnya bahagia bahkan bisa sampai buat lupa sama kewajiban. Ingin bahagia aja di dunia apa bahagia dunia akhirat? Kalo bisa dapat dua-duanya ya kenapa harus satu kan? Kalian sadar gak sih? Kalau proses pendewasaan sesulit itu.  Semakin dewasa semakin banyak overthinking tentang, "Manusia seperti aku ini bisanya apa? Jadi beban ortu dan sampah masyarakat aja gak sih? Good looking nggak, pinter juga nggak capek hidupku gini amat. Orang-orang kenapa pada bahagia banget sih tapi kenapa aku nggak?" Nyatanya tidak pernah ada satupun manusia yang baik-baik saja hidupnya. Bahkan Rasulullah SAW pun awal mula jadi nabi untuk menyebarkan agama islam juga banyak ujiannya apalagi manusia biasa seperti kita. Nah, i...